Bank Indonesia (BI) kembali menaikkan suku bunga acuan lebih agresif pada rapat Dewan Gubernur bulan ini, menambahkan 50 basis poin menjadi 4,25%. Keputusan ini merupakan langkah awal, kehati-hatian dan pandangan ke depan bagi BI untuk menahan ekspektasi inflasi, serta membawa inflasi inti kembali ke target 2-4% di Semester II/2023.
Perlu diketahui, Inflasi adalah kenaikan harga barang dan jasa secara umum dan terus menerus selama periode waktu tertentu. Salah satunya adalah peningkatan jumlah uang beredar.
Tahun ini, BI memperkirakan tingkat inflasi akan melebihi 6%, dengan inflasi inti mencapai 4,6%. Adapun, Direktur Riset Piter Abdullah dari Center for Economic Reform Indonesia mengatakan, bahwa menaikkan suku bunga acuan tidak akan berdampak signifikan terhadap penurunan tingkat inflasi.
Baca juga Berkat Insentif Pajak BBM, Inflasi Di Brasil Mereda
Memang, inflasi yang tinggi saat ini lebih disebabkan oleh penawaran daripada permintaan. Dengan demikian, tingkat inflasi hingga akhir tahun akan terus tinggi. “Saya kira kenaikan suku bunga acuan tidak akan banyak membantu menekan inflasi, karena kenaikan inflasi disebabkan oleh faktor non moneter dari sisi penawaran,” katanya.
Piter pun telah menganjurkan menaikkan suku bunga acuan lebih dari 50 basis poin untuk menjaga nilai tukar rupee stabil. Pasalnya, tanpa kenaikan suku bunga, rupiah akan terus jatuh di atas level 15.000 rupee per dolar AS.
Baca juga Kejar Target Inflasi Kurang Dari 5%, Ini Strategi Jokowi
Menurut Piter , Rupiah akan stabil di bawah Rp 15.000/USD, jika menaikkan suku bunga acuan BI. Piter yakin BI akan menaikkan suku bunga acuan lebih lanjut hingga akhir tahun. Namun, kenaikan suku bunga acuan di masa depan tergantung pada evolusi inflasi dan nilai tukar rupiah.
Pada kesempatan lain, Teuku Riefky, Pakar Ekonomi Makro dan Pasar Keuangan LPEM FEB UI, mengatakan sikap kebijakan BI menunjukkan kepada pasar dan konsumen bahwa BI cukup agresif dan fokus pada pengendalian inflasi. Menurut Teuku, BI akan terus menaikkan suku bunga acuan di kisaran 25 hingga 50 basis poin ke depan.









