Berkat Insentif Pajak BBM, Inflasi Di Brasil Mereda

Pada umumnya, insentif merupakan penghasilan tambahan yang kita peroleh, baik dalam bentuk uang maupun barang guna meningkatkan semangat kerja. Dalam perpajakan, insentif juga menjadi satu kesatuan dalam sektor ini. Insentif dalam pajak biasanya digunakan sebagai pengurang beban pajak suatu perusahaan guna mendorong perusahaan tersebut mau berinvestasi dalam salah satu proyek ataupun sektor tertentu.

Biasanya pajak insentif digunakan sebagai pengurang tarif pajak atas laba, loss carry forward untuk turunan pajak, tax holiday, pengurangan tarif peralatan, hingga komponen ataupun bahan baku. Tak hanya itu, insentif juga dapat berbentuk kenaikan tarif masuk suatu barang guna melindungi PDB (Pasar Domestik Bruto) dari produk impor.

Baca juga KSSK Nilai Inflasi Terkendali, Tembus 4,94%

Sama halnya yang dilakukan negara Brasil, dimana negara tersebut memberikan insentif pajak atas Pajak BBM (Bahan Bakar Minyak). Hal ini dilaksanakan sebagai bentuk upaya pemerintah dalam menekan inflasi yang terus melonjak di Brasil. Seiring diberikannya insentif atas pajak BBM ini, Brasil sudah berhasil mengurangi angka inflasi yang sebelumnya melonjak. Hal ini pun terlihat pada indeks harga konsumen yang semakin hari semakin menurun.

Salah satu anggota IBGE atau Brazilian Institute of Geography and Statistic mengatakan bahwa pemberian insentif atas pajak BBM hingga pertengahan Agustus ini membuat penurunan terhadap harga BBM. Penurunan tersebut berdampak pada lonjakan inflasi di Brasil yang menurun.

Presiden Brasil, Jair Bolsonaro mengatakan bahwa kunci dari pemulihan ekonomi ialah menetapkan harga pada BBM dengan lebih rendah. Perkataan tersebut akhirnya diwujudkan dalam bentuk kebijakan mengenai diberlakukannya insentif atas pajak BBM. Hal ini pun menuai keberhasilan, dimana pada bulan Agustus 2022 indeks harga konsumen mulai menurun hingga mencapai angka 0,73%.

Baca juga Gubernur BI Ungkap Inflasi Harga Pangan Perlu Diturunkan

Perlu diketahui bahwa IBGE telah berhasil mencatat bahwa penurunan terjadi juga dalam biaya transportasi, dimana mengalami penurunan hingga 5,2% yang ini ditopang atas harga bensin dan etanol yang lebih rendah. Kendati demikian , masih banyak yang perlu diimbangi hingga hampir 1,12& atas biaya makanan ataupun minuman buntut dari melonjaknya harga susu.

Di sisi lain, Roberto Campos Neto selaku Kepala Bank Sentral telah memperkirakan untuk inflasi yang terjadi akan mencapai 6,5% di akhir tahun ini, yakni 31 Desember 2022. Namun, hal tersebut tidak menutup kemungkinan dapat berbanding terbalik pada tahun selanjutnya (2022).