PNBP Migas Lampaui Target, Wapres Dukung Pengembangan Gas Bumi Domestik

Industri hulu migas masih dipandang mempunyai peran strategis dalan menggerakkan perekonomian Indonesia. Pemerintah mencatat bahwa kegiatan usaha hulu migas telah menyumbang lebih dari 42% terhadap posisi keseluruhan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) berbasis sumber daya alam sepanjang tahun 2022 lalu.

PNBP sektor migas mencapai Rp 148,7 triliun pada 2022. Angka tersebut melampaui target awal yang ditetapkan pemerintah, yaitu Rp 139,1 triliun. Melihat potensi yang dimiliki hulu migas, Wakil Presiden Ma’ruf Amin pun berharap pengembangan lapangan bas bumi bisa semakin ditingkatkan.

Baca juga Bangkit Dari Covid-19, Ini Dia Kilas Balik Kebijakan Fiskal 2022

Ma’ruf Amin menyampaikan bahwa pemerintah mendorong pemanfaatan gas bumi domestik dengan menstimulasi industri dalam negeri. Pemenuhan gas bumi dapat memicu geliat dunia usaha. Hal ini disampaikannya dalam peresmian proyek strategis nasional Jambaran Tiung Biru (JBT), serta proyek lapangan gas MDA dan MBH di Jawab Timur beberapa waktu lalu.

Berdasarkan Informasi APBN 2023 yang dirilis oleh Kementerian Keuangan (Kemenkeu), pendapatan dari PNBP pada tahun ini ditargetkan senilai Rp 441,4 triliun. Angka ini mengalami penurunan dibandingkan dengan target PNBP pada tahun lalu yang senilai Rp 481,6 triliun.

Baca juga PBB P2 dan PBB P3, Objek Pajak Bumi dan Bangunan yang Dikelola Pusat

Khusus untuk PNBP sektor migas, pemerintah mematok target senilai Rp 131,2 triliun dengan perkiraan harga minyak mentah Indonesia (ICP) yaitu US$90 per barel, serta target PNBP BLU Balai Pengujian Migas Lemigas senilai Rp 150 miliar.

Terdapat beberapa hal yang membuat target pendapatan negara dari PNBP mengalami penurunan, di antaranya adalah prospek harga komoditas migas dan minerba pada 2023 yang tidak akan setinggi realisasi harga pada tahun lalu.

Lalu, penjualan hasil tambang dan domestic market obligation (DMO) yang lebih rendah seiring moderasi harga komoditas minyak dan minerba. Selain itu, penerimaan BLU sawit seiring normalisasi harga CPO yang diperkirakan juga tidak akan setinggi tahun lalu.