Kementerian Perindustrian mengatakan kenaikan harga minyak tanah (BBM) dapat mendorong orang untuk beralih ke kendaraan listrik berbahan bakar fosil. BBM Bersubsidi adalah bahan bakar yang disubsidi oleh pemerintah dengan menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Di sisi lain, untuk bahan bakar nonsubsidi, pemerintah tidak terlibat dalam penetapan harga, sehingga perusahaan menyediakan bahan bakar minyak sesuai dengan UU Migas No. 22/2001.
Penyebab Kenaikan Harga BBM
Di bawah ini adalah tiga kemungkinan penyebab kenaikan harga BBM di Indonesia, yang dirangkum dari berbagai sumber:
- Harga rata-rata minyak mentah Indonesia cenderung naik
- Ketegangan global dan negara-negara produsen
- Anggaran subsidi membengkak
Baca juga Sesuaikan Aturan Baru, Jokowi Himbau Kendaraan Dinas Diganti Kendaraan Listrik
Pengurangan Subsidi BBM
Mengenai rencana kenaikan harga BBM, analis Climate Policy Initiative Albertus Prabhu Siagian mengatakan pemotongan kebijakan tersebut merupakan langkah yang baik. Ia meyakini pemotongan anggaran subsidi BBM akan mendorong masyarakat untuk menghemat energi. Sementara itu, Aliansi Petani Indonesia mewanti-wanti pemerintah bahwa pasokan beras akan terganggu dan menipis apabila subsidi BBM dikurangi dan kenaikan harga BBM diberlakukan.
Bahan bakar tambahan dibatasi kuantitasnya sesuai kuota, dipatok harga oleh pemerintah dan ditargetkan untuk konsumen tertentu.
Taufiek Bawazier, Direktur Jenderal Logam, Mesin, Alat Angkut, dan Elektronika (ILMATE) Kementerian Perindustrian, mengatakan peningkatan minat masyarakat terhadap kendaraan rendah emisi dapat mengurangi konsumsi bahan bakar dan diverifikasi sumber energi. “Ini bisa membuat Indonesia tidak terlalu bergantung pada harga minyak dunia,” kata Tawfik, Rabu (14 September 2022).
Baca juga Pemerintah Susun PP Mengatur Pajak Listrik
Kementerian Perindustrian juga menyambut baik pelaksanaan GIIAS untuk memberikan informasi dan edukasi kepada pengunjung tentang manfaat Kendaraan Listrik Berbaterai (KBBLBB).
“Pada GIIAS ke-29 yang diadakan belum lama ini di ICE BSD, terlihat jelas peningkatan minat dari masyarakat yang berminat memiliki kendaraan dengan teknologi elektrifikasi (xEV), baik kendaraan listrik berbasis hybrid maupun baterai. Hal ini terlihat dari penjualan 1.594 kendaraan xEV, 1.274 BEV/KBLBB, dan 320 kendaraan hybrid yang diperkirakan meningkat pada tahun 2021.
Sebagai referensi, acara GIIAS di Jakarta dihadiri oleh 385.000 pengunjung, dengan total transaksi Rp 11,74 triliun di tahun ini yang mencapai pembelian 26.658 unit kendaraan. Pencapaian ini merupakan rekor tertinggi selama penyelenggaraan GIIAS.









