Ekonomi Global Dikabarkan Resesi, Apa Kabar Setoran Pajak?

Resesi ekonomi global adalah istilah yang sering disebut belakangan ini. Apalagi setelah pandemi Covid-19 mulai mereda, kelesuan ekonomi akan mengancam banyak negara di dunia.

Dalam laporan CNBC Indonesia Juli 2022, diketahui beberapa negara seperti China, Korea Selatan, dan Indonesia akan terancam resesi global.

 

Pengertian Resesi

Seperti dikutip CNBC Indonesia, resesi adalah penurunan aktivitas ekonomi yang signifikan dalam periode yang lama dan stagnan, yang berlangsung dari bulan ke tahun.

Sedangkan, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), dijelaskan bahwa resesi adalah melambatnya kegiatan usaha, industri, dan lain-lain. Dimana seolah-olah berhenti atau penurunan dalam kegiatan komersial atau industri. Kelesuan ekonomi ini dapat menyebabkan penurunan laba perusahaan, peningkatan pengangguran, yang menyebabkan kebangkrutan ekonomi nasional dan global.

 

Dampak Pelemahan Ekonomi Global

Kondisi ekonomi akan sangat terpengaruh, jika terjadi resesi global. Mengutip CNBC Indonesia, sejumlah dampak bisa muncul baik bagi pemerintah maupun pekerja. Berikut penjelasannya.

Dampak Krisis Ekonomi Terhadap Pemerintah

Kemerosotan ekonomi dapat menyebabkan berkurangnya pajak dan penerimaan bukan pajak bagi negara.

Memang, pendapatan masyarakat telah turun, yang menyebabkan harga properti lebih rendah dan pada akhirnya mengarah pada pengurangan jumlah PPN untuk Perbendaharaan.

Baca juga Skema Sanksi Perpajakan di Berbagai Belahan Dunia

Dengan menurunnya penerimaan negara, pemerintah masih dipaksa untuk menciptakan lapangan kerja sebanyak-banyaknya karena jumlah pengangguran yang terus bertambah.

Hal ini menyebabkan pinjaman yang lebih tinggi ke bank asing. Pada akhirnya, pendapatan pajak menurun dan manfaat sosial meningkat, yang menyebabkan defisit anggaran dan utang publik yang tinggi.

 

Dampak Resesi Ekonomi Terhadap Bisnis

Perusahaan atau dunia usaha juga akan terkena dampak resesi. Memang daya beli masyarakat akan menurun dan pendapatan perusahaan akan turun.

Kondisi ini akan mengancam kelancaran arus kas. Perang harga kemudian menjadi pilihan perusahaan untuk menghindari kebangkrutan. Seringkali, perusahaan akan menutup bisnis yang kurang menguntungkan untuk mengurangi biaya operasional.

Baca juga Ayo Pajak! Dukung Modernisasi Online Pajak, Dalam Satu Klik Pajak Tuntas

 

Dampak Resesi Ekonomi Terhadap Pekerja

Tidak hanya pemerintah dan bisnis, penurunan ekonomi juga berdampak pada pekerja. Lebih sedikit lini bisnis yang menguntungkan untuk mengurangi biaya operasi akan menyebabkan lebih banyak PHK.

Jika jumlah karyawan yang diberhentikan tinggi, tentu ada kemungkinan peningkatan angka pengangguran. Di sisi lain, pekerja tetap dituntut untuk terus menopang kehidupan dalam konteks keterpurukan ekonomi.

Di sisi lain, pekerja yang tidak diberhentikan juga akan terancam pemotongan gaji dan hak-hak buruh lainnya selama krisis ekonomi.