Apa Itu G20?
Tahun lalu, Indonesia telah berhasil menjadi tuan rumah presidensi G20 mulai akhir tahun 2021 hingga akhir 2022. Gelaran internasional ini menurut beberapa perwakilan dari negara-anggota berlangsung sangat sukses. G20 sendiri merupakan forum kerja sama ekonomi internasional yang memiliki anggota negara-negara dengan kontribusi perekonomian besar di dunia. G20 terdiri dari 19 negara dan satu lembaga yaitu Uni Eropa.
G20 memiliki anggota antara lain Arab Saudi, Amerika Serikat, Afrika Selatan, Australia, Argentina, Brazil, India, Inggris, Indonesia, Italia, Jerman, Jepang, Kanada, Meksiko, Korea Selatan, Rusia, Perancis, Tiongkok, Turki dan Uni Eropa. Kedua puluh negara dan organisasi tersebut merupakan representasi dari lebih dari 60% populasi di bumi, 75% perdagangan global dan 80% PDB dunia.
Pada awalnya, G20 merupakan pertemuan antara Menteri keuangan dan gubernur bank sentral negara-negara di dunia. Akan tetapi, sejak 2008, G20 juga ikut menghadirkan kepala negara dalam KTT dan sejak tahun 2010 dibentuk juga pembahasan terkait sektor pembangunan.
G20 bertindak sebagai forum bagi negara-negara anggota untuk berdiskusi dan bekerja sama tentang kebijakan keuangan dan ekonomi internasional. Pertemuan tingkat tinggi G20 biasanya diselenggarakan setiap tahun dan dihadiri oleh para pemimpin negara anggota. Pertemuan ini sering kali difokuskan pada isu-isu seperti kebijakan moneter dan fiskal, pertumbuhan ekonomi, lapangan kerja, perdagangan internasional, dan investasi.
Salah satu pencapaian penting G20 adalah peranannya dalam merespons krisis keuangan global pada tahun 2008. Forum ini bertindak sebagai koordinator kebijakan fiskal dan moneter antara negara-negara besar, yang membantu mencegah krisis tersebut menjadi lebih parah. G20 juga memainkan peran penting dalam memajukan agenda reformasi institusi keuangan internasional, seperti perubahan dalam struktur dan praktik Dana Moneter Internasional (IMF) dan Bank Dunia.
Selain itu, G20 juga berfokus pada isu-isu yang terkait dengan pembangunan berkelanjutan, perubahan iklim, dan pengentasan kemiskinan. Forum ini sering kali membahas isu-isu seperti akses ke energi bersih, pendidikan, kesehatan, dan pemberdayaan perempuan dalam konteks pembangunan global.
G20 memiliki beberapa kelompok kerja dan inisiatif khusus yang bertujuan untuk membahas isu-isu tertentu dan mencapai tujuan-tujuan tertentu. Contohnya adalah kelompok kerja G20 tentang ekonomi hijau, yang bertujuan untuk membahas isu-isu terkait dengan pertumbuhan ekonomi berkelanjutan dan ramah lingkungan.
Baca juga: Hasil KTT ke-43 ASEAN 2023 Berikan Manfaat di Bidang Ekonomi
Apa Itu Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN?
KTT ASEAN atau KTT Asosiasi Negara-Negara Asia Tenggara merupakan pertemuan tingkat tinggi yang diadakan oleh negara-negara anggota ASEAN, yaitu Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, Thailand, Brunei Darussalam, Vietnam, Laos, Myanmar, dan Kamboja. KTT ini diadakan secara berkala, biasanya dua kali setahun, dan merupakan salah satu forum utama bagi negara-negara anggota untuk berdiskusi dan membuat keputusan tentang berbagai isu yang mempengaruhi kawasan Asia Tenggara.
ASEAN sendiri merupakan organisasi regional yang didirikan pada 8 Agustus 1967 dengan tujuan untuk mempromosikan kerjasama politik dan ekonomi, dan stabilitas keamanan di kawasan Asia Tenggara. Organisasi ini bertujuan untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi, kemajuan sosial, dan pengembangan budaya di antara negara-negara anggota, serta untuk mempromosikan perdamaian dan stabilitas regional melalui penghormatan terhadap keadilan dan supremasi hukum.
KTT ASEAN menjadi forum penting bagi negara-negara anggota untuk membahas berbagai isu penting, seperti perdagangan dan investasi, kerjasama ekonomi, kerjasama keamanan, perlindungan lingkungan, dan pengentasan kemiskinan. Selain itu, KTT ASEAN juga memberikan kesempatan bagi negara-negara anggota untuk berkoordinasi dalam menanggapi berbagai tantangan regional dan global, seperti konflik, bencana alam, dan isu-isu kemanusiaan.
Selama KTT ASEAN, negara-negara anggota seringkali menandatangani berbagai perjanjian dan kesepakatan untuk meningkatkan kerjasama di berbagai bidang. Misalnya, pada KTT ASEAN ke-31 yang diadakan di Manila, Filipina pada November 2017, negara-negara anggota menandatangani perjanjian kerjasama di bidang pangan, energi, dan pariwisata. Selain itu, mereka juga membahas isu-isu kemanusiaan, seperti krisis Rohingya di Myanmar dan perlindungan hak-hak pekerja migran.
KTT ASEAN juga seringkali dihadiri oleh para pemimpin negara mitra, seperti Amerika Serikat, China, Jepang, dan Uni Eropa, yang berpartisipasi dalam berbagai pertemuan dan dialog dengan negara-negara anggota ASEAN. Hal ini memberikan kesempatan bagi negara-negara anggota ASEAN untuk berdiskusi dan berkoordinasi dengan mitra-mitra internasional mereka mengenai berbagai isu global dan regional.
Selain itu, KTT ASEAN juga menjadi forum bagi negara-negara anggota untuk mendiskusikan dan menyelesaikan sengketa dan konflik di kawasan. Misalnya, pada KTT ASEAN ke-30 yang diadakan di Manila pada April 2017, negara-negara anggota membahas isu Laut China Selatan dan berkomitmen untuk menyelesaikan sengketa secara damai melalui dialog dan konsultasi.
Baca juga: Indonesia Optimalkan Keketuaan ASEAN Dalam Perpajakan
Dampak Penyelenggaraan G20 dan KTT ASEAN Terhadap Perekonomian Indonesia
Dua gelaran internasional yang baru saja dilaksanakan di Indonesia ini tentu akan berdampak baik secara langsung atau tidak langsung terhadap perekonomian Indonesia. Beberapa dampak positif itu antara lain:
- Penarikan Investasi Asing
Menjadi tuan rumah KTT G20 dan KTT ASEAN dapat meningkatkan citra Indonesia di mata dunia dan menarik perhatian investor asing. Hal ini dapat mendorong peningkatan investasi asing langsung ke Indonesia, terutama di sektor-sektor yang terkait dengan infrastruktur, teknologi, dan industri strategis.
- Peningkatan Perdagangan Internasional
Melalui partisipasi aktif dalam KTT G20 dan KTT ASEAN, Indonesia dapat memperkuat hubungan dagangnya dengan negara-negara anggota dan mitra dagang lainnya. Ini dapat membantu meningkatkan ekspor produk dan jasa Indonesia ke pasar internasional, meningkatkan pendapatan negara, dan menciptakan lapangan kerja baru.
- Pembangunan Infrastruktur
Sebagai tuan rumah, Indonesia mungkin perlu meningkatkan infrastrukturnya, seperti transportasi, akomodasi, dan fasilitas komunikasi, untuk mendukung penyelenggaraan kedua pertemuan tersebut. Investasi dalam infrastruktur ini dapat memberikan manfaat jangka panjang bagi perekonomian Indonesia dengan meningkatkan efisiensi dan daya saing.
- Meningkatkan Pariwisata
Penyelenggaraan KTT G20 dan KTT ASEAN dapat meningkatkan promosi pariwisata Indonesia. Kehadiran delegasi dan media internasional dapat membantu memperkenalkan destinasi wisata Indonesia ke pasar internasional, mendorong aliran wisatawan asing, dan meningkatkan pendapatan sektor pariwisata.
- Kerjasama Ekonomi dan Keamanan
KTT G20 dan KTT ASEAN menawarkan peluang bagi Indonesia untuk meningkatkan kerjasama ekonomi dan keamanan dengan negara-negara anggota lainnya. Hal ini dapat membantu meningkatkan stabilitas ekonomi dan politik di kawasan, menciptakan lingkungan yang kondusif bagi pertumbuhan ekonomi dan pembangunan berkelanjutan.
- Peningkatan Keterampilan dan Pengetahuan
Penyelenggaraan kedua pertemuan tersebut dapat memberikan peluang bagi Indonesia untuk meningkatkan keterampilan dan pengetahuan para profesional dan tenaga kerja melalui pertukaran pengetahuan dan pengalaman dengan para ahli dan pemimpin dari negara-negara anggota lainnya.
- Meningkatkan Profil Internasional
Menjadi tuan rumah KTT G20 dan KTT ASEAN dapat meningkatkan profil internasional Indonesia dan memperkuat posisi negara dalam hubungan internasional. Hal ini dapat membantu Indonesia memperoleh pengaruh dan dukungan dalam isu-isu global dan regional.
Meskipun penyelenggaraan KTT G20 dan KTT ASEAN dapat membawa manfaat yang signifikan bagi perekonomian Indonesia, juga penting untuk mencatat bahwa ada beberapa tantangan yang harus diatasi. Pertama, penyelenggaraan kedua pertemuan tersebut memerlukan investasi yang cukup besar, baik dalam hal sumber daya manusia maupun finansial.
Kedua, terdapat risiko keamanan dan logistik yang perlu diatasi untuk memastikan penyelenggaraan yang lancar dan aman. Ketiga, perlu ada upaya yang berkelanjutan untuk memanfaatkan peluang yang dihasilkan dari penyelenggaraan kedua pertemuan tersebut agar dampak positifnya dapat dirasakan secara berkelanjutan oleh perekonomian Indonesia.









