Penurunan nilai impor nonmigas Indonesia pada bulan Maret 2024 telah menjadi sorotan Badan Pusat Statistik (BPS) yang mencatat penurunan tersebut baik secara bulanan maupun tahunan. Meskipun demikian, penurunan tersebut sebagian besar dipengaruhi oleh melemahnya impor tiga komoditas utama, yaitu mesin/peralatan mekanis, mesin/perlengkapan elektrik, dan serealia. Hal ini diungkapkan oleh Plt. Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti, dalam rilis rutin BPS pada Senin 22 April 2024 lalu.
Menurut Amalia, ketiga komoditas utama ini memberikan kontribusi sekitar 37,18% terhadap total nilai impor nonmigas pada bulan Maret 2024. Nilai impor nonmigas pada bulan tersebut mencapai US$14,63 miliar, mengalami penurunan sebesar 5,34% secara bulanan dan 16,72% secara tahunan. Penurunan ini sebagian besar dipicu oleh penurunan impor mesin dan peralatan mekanis, plastik dan barang dari plastik, serta kendaraan dan bagiannya.
Amalia menjelaskan bahwa impor mesin/peralatan mekanis mengalami penurunan secara bulanan sebesar 17,18%, turun menjadi US$2,28 miliar. Sementara impor mesin/perlengkapan elektrik naik 1,32% secara bulanan menjadi US$2,28 miliar, meskipun turun 11,08% secara tahunan. Selain itu, impor serealia mengalami peningkatan signifikan, naik 25,97% secara bulanan dan 144,02% secara tahunan.
Meskipun impor serealia menjadi satu-satunya yang mengalami peningkatan secara tahunan, Amalia menekankan bahwa mesin perlengkapan elektrik dan serealia mengalami penurunan volume impor. Hal ini menunjukkan bahwa penurunan nilai impor tidak selalu mencerminkan penurunan volume impor secara keseluruhan. Meskipun demikian, BPS terus memantau perkembangan impor nonmigas Indonesia untuk mengidentifikasi tren jangka panjang dan potensi dampaknya terhadap ekonomi nasional.
Baca juga: PPh Nonmigas Dominasi Penerimaan Pajak Februari 2024, Apa Saja Faktornya?
Dengan demikian, penurunan nilai impor nonmigas Indonesia pada bulan Maret 2024 terutama dipengaruhi oleh penurunan impor tiga komoditas utama, meskipun impor serealia menunjukkan peningkatan yang signifikan secara tahunan. Hal ini menjadi perhatian utama BPS dan pemerintah dalam mengelola perdagangan luar negeri dan merumuskan kebijakan yang tepat untuk memperkuat sektor-sektor ekonomi yang terkena dampak.
Faktor Eksternal dan Internal Penurunan Nilai Impor Nonmigas
Penurunan nilai impor nonmigas Indonesia pada bulan Maret 2024 dipengaruhi oleh sejumlah faktor eksternal dan internal yang saling terkait. Berikut Pajakku merangkum beberapa faktor yang dapat memengaruhi penurunan tersebut.
Faktor Eksternal
- Permintaan Global
Perubahan dalam permintaan global terhadap komoditas tertentu dapat berdampak langsung pada nilai impor negara. Misalnya, penurunan permintaan dari mitra perdagangan utama seperti Tiongkok atau Uni Eropa dapat menyebabkan penurunan nilai impor Indonesia.
- Harga Komoditas
Fluktuasi harga komoditas internasional, terutama untuk produk-produk utama yang diekspor atau diimpor oleh Indonesia, dapat mempengaruhi nilai impor. Jika harga komoditas turun, nilai impor juga cenderung turun.
- Ketidakpastian Geopolitik
Ketidakpastian politik atau geopolitik di tingkat global, seperti konflik perdagangan antara negara-negara besar atau ketegangan geopolitik di kawasan tertentu, dapat menciptakan ketidakpastian bagi pasar internasional dan mempengaruhi keputusan impor.
Baca juga: Dampak Serangan Iran ke Israel Terhadap Perekonomian Indonesia
Faktor Internal
- Kebijakan Pemerintah
Kebijakan perdagangan dan ekonomi yang diimplementasikan oleh pemerintah Indonesia dapat mempengaruhi arus impor. Misalnya, pengetatan kebijakan impor atau tarif yang lebih tinggi dapat mengurangi jumlah impor.
- Kondisi Ekonomi Domestik
Kondisi ekonomi dalam negeri, termasuk pertumbuhan ekonomi, tingkat konsumsi domestik, dan kebijakan fiskal, juga memengaruhi tingkat impor. Jika permintaan domestik turun atau pertumbuhan ekonomi melambat, impor cenderung menurun.
- Kualitas dan Harga Barang Impor
Kualitas dan harga barang impor juga dapat mempengaruhi keputusan impor. Jika barang-barang domestik memiliki kualitas yang lebih baik atau harga yang lebih kompetitif, impor bisa menurun.









