Kondisi perekonomian Indonesia memang berkaitan erat dengan beberapa faktor eksternal lain. Salah satunya adalah kondisi politik nasional. Menjelang gelaran politik terbesar di Indonesia, yakni pemilu, kondisi ekonomi Indonesia masih berada dalam kondisi yang abu-abu. Kondisi pasar pun ikut terdampak jelang pemilu. Banyak sekali ketidakpastian yang terjadi sebelum pemilu diselenggarakan.
Pemilu di Indonesia seringkali diikuti oleh perubahan kebijakan dan arah kebijakan baru yang dapat memengaruhi iklim investasi dan kepercayaan pelaku ekonomi. Pemilu dapat menciptakan ketidakpastian karena perubahan kepemimpinan atau arah kebijakan yang mungkin terjadi, baik itu dalam hal kebijakan fiskal, moneter, atau regulasi bisnis. Perubahan kebijakan ini dapat mempengaruhi kepercayaan pelaku bisnis dan investor, yang pada gilirannya dapat memengaruhi investasi dan pertumbuhan ekonomi.
Secara psikologis, para pengusaha juga melihat kondisi politik dalam menjalankan bisnisnya. Banyak pengusaha yang “wait and see” dalam menentukan langkah dalam berbisnis. Hal ini logis mengingat kondisi politik akan sangat berpengaruh terhadap kebijakan ekonomi yang digagas atau ditetapkan oleh pemerintah.
Di tengah ketidakpastian tersebut, para ekonom turut memprediksi kondisi perekonomian Indonesia khsusnya kondisi pasar serta membandingkannya sebelum dan sesudah pemilu. Ekonom Bank Central Asia, David Sumual, ikut memberikan prediksinya terkait kondisi pasar Indonesia.
Baca juga: Proyeksi Pemilu dan Pilkada Terhadap Penerimaan Pajak Indonesia
David menyatakan, kondisi pasar obligasi maupun pasar modal setelah pemilu diprediksi akan bullish. Secara angka, indeks harga saham gabungan dan yield obligasi juga diprediksi akan membaik pasca pemilu tahun 2024. Hal yang sama dituturkan oleh Analis Ekuator Swarna Sekuritas, David Sutyanto. Menurutnya, IHSG diprediksi akan poritis selama pemilu 2024. Pernyataan tersebut didasarkan dari historis di setiap tahun politik yang menunjukan dampak positif pada IHSG.
Sementara untuk nilai kurs rupiah, David tidak bisa memprekdiksi akibat banyaknya faktor yang membuat nilai mata uang khususnya rupiah melemah atau menguat. Tidak hanya kondisi politik nasional, melainkan faktor eksternal seperti gejolak perang internasional dan sentimen bank sentral Amerika Serikat.
Untuk velocity of money atau perputaran uang, David memprediksi akan meningkat setelah pemilu. Pernyataan ini didasarkan pada belanja pemerintah pasca pemilu yakni pada 2004 dan 2009 selalu menunjukkan peningkatan. David juga menyatakan, jika nantinya ada tekanan pada awal proses kampanye merupakan hal yang wajar. Ketika nanti sudah memasuki masa pemungutan hingga penghitungan suara, indeks diprediksi akan kembali menguat.
Baca juga: Anti Golput Pemilu 2024, Suara Kita Tentukan Pajak ke Depan
Pemerintah melalui Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Susiwijono Moegiarso juga menyatakan hal yang sama. Susiwijono menyakatan, dengan adanya pemilu akan berdampak positif terhadap pertumbuhan PDB Indonesia. Salah satu contohnya di sektor UMKM yang kebanjiran pesanan alat peraga kampanye jelang dibukanya masa kampanye baik capres-cawapres maupun calon legislatif.
Praktisi pasar modal yang juga dosen magister ekonomi terapan Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya, Yohanis Hans Kwee, memprediksi perekonomian tahun 2024 mendatang hanya akan tumbuh di kisaran 4,8% hingga 5% year on year. Yohanis menambahkan, pertumbuhan ekonomi yang meningkat jelang pemilu terjadi pada sektor belanja pemerintah dan konsumsi, sementara sektor investasi akan sedikit tertahan.
Chief economist Bank Syariah Indonesia, Banjaran Surya Indrastomo, menyatakan hal yang sedikit berbeda dari Yohanis. Banjaran berpendapat pemilu tahun depan justru akan menjadi angin segar bagi IHSG. Menurutnya, selama pemilu digelar, belum pernah ada momen IHSG negatif. Meksipun tetap harus diwaspadai ketidakpastian global yang sewaktu-waktu dapat terjadi.
Gejolak politik Indonesia memang sulit ditebak. Banyak sekali masyarakat umum maupun kalangan pengusaha yang masih menunggu sekaligus melihat calon mana yang akan dipilih berdasarkan visi, misi, dan gagasannya. Dengan demikian, kondisi ekonomi Indonesia juga seperti berada dalam ketidakpastian karena menunggu hasil dari pemilu.









