Iran, Rusia, dan Arab Saudi adalah negara produsen utama minyak dunia yang semakin mendekati China-India. Perekonomian menjadi alasan utama kedekatan lima negara tersebut. Perdagangan Arab-Saudi China diketahui memang meningkat selama abad ke-21.
Selama tiga minggu terakhir, diinformasikan oleh Saudi Press Agency bahwa kabinet Arab Saudi setuju Riyadh menjadi mitra wicara Shanghai Cooperation Organization (SCO). Status ini menandakan setahap di bawah keanggotaan penuh organisasi yang digerakkan oleh China-Rusia.
Pengumuman kabinet Arab Saudi ini mencerminkan kedekatan Beijing-Riyadh. Diketahui, volume perdagangan China-Arab Saudi menembus 87 miliar dollar AS pada 2021, dimana sebelumnya menduduki 4,1 miliar dollar AS pada 2001. Sementara itu, dengan Amerika Serikat dan Uni Eropa, Arab Saudi hanya menghasilkan masing-masing 25 miliar dollar AS dan 53 miliar dollar AS pada 2021.
Baca juga SPT Tahunan OP 2023 Ditutup, Ditjen Berhasil Raih 11,68 Juta Pelaporan
Adapun, hingga saat ini Arab Saudi telah mendistribusikan rata-rata 1,9 juta barel minyak per hari ke China, sedangkan Rusia mendistribusikan 1,6 juta barel per hari. The Wall Street Journal menjelaskan bahwa Riyadh semakin serius untuk melakukan transaksi minyak Arab Saudi-China yang dibayar dengan yuan.
Di lain sisi, perang Ukraina yang diikuti pembekuan rekening Rusia menjadi pertimbangan atas pembahasan penggunaan yuan. China dan negara lainnya memiliki kekhawatiran jika bertransaksi, maka akan ada kemungkinan untuk pembekuan dana. Alasan lainnya yang menyebabkan Arab Saudi memiliki banyak proyek yang dikerjakan perusahaan China ialah Riyadh bisa membayar perusahaan-perusahaan Beijing dengan yuan pula.
Baca juga Sri Mulyani Undang Influencer, Sebut Tarif PPh Pasal 23 Royalti Turun
Kini, Arab Saudi, Venezuela, Iran, dan Rusia menjadi pemasok utama minyak global. Perlu diketahui, perekonomian Arab Saudi pun telah bertumbuh pada tingkat rata-rata 3,9 persen dari Tahun 2022-2026. Laporan tahunan tersebut memuji kekuatan ekonomi Arab Saudi, meskipun terdapat beberapa tantangan. Hal ini diketahui karena Arab Saudi memiliki kekuatan yang mendukung peringkat kredit yang tinggi dan prospek ekonomi yang stabil.









