Indonesia dan Australia memiliki hubungan bilateral yang kuat di berbagai sektor, termasuk ekonomi. Meski karakteristik kedua negara berbeda, keduanya menghadapi tantangan yang serupa dalam mengelola sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). UMKM memainkan peran vital dalam perekonomian kedua negara; di Indonesia, sektor ini menyumbang 60% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB), sedangkan di Australia kontribusinya mencapai 30%.
Namun, menjaga keberlangsungan UMKM di tengah tantangan ekonomi global bukanlah hal mudah. Tingginya angka kegagalan UMKM di kedua negara menjadi perhatian khusus, mendorong otoritas pajak masing-masing negara—Australian Tax Office (ATO) dan Direktorat Jenderal Pajak (DJP)—untuk mengembangkan inisiatif yang mendukung UMKM tidak hanya bertahan, tetapi juga berkembang.
Artikel ini akan membahas bagaimana ATO dan DJP merancang program inovatif seperti Cash Flow Coaching Kit dan Business Development Services (BDS) untuk membantu UMKM mengatasi tantangan keuangan sekaligus meningkatkan kepatuhan pajak, melansir dari situs resmi DJP.
Tantangan Kelangsungan UMKM di Indonesia dan Australia
Data dari Australian Bureau of Statistics menunjukkan bahwa hampir 40% UMKM di Australia gagal bertahan dalam tiga tahun pertama. Sementara di Indonesia, menurut laporan International Finance Corporation (IFC), 60% UMKM menghadapi kesulitan akses kredit formal.
Baca juga: DJP dan Otoritas Pajak Australia Sepakati MoU Pertukaran Informasi Kripto
Faktor-faktor utama penyebab kegagalan UMKM di kedua negara meliputi lemahnya kepemimpinan, kurangnya riset pasar, dan buruknya pengelolaan keuangan. Masalah ini tidak hanya membatasi potensi pertumbuhan UMKM, tetapi juga berdampak pada ekonomi nasional secara keseluruhan.
Sebagai respons, ATO dan DJP meluncurkan program yang dirancang khusus untuk membantu pelaku UMKM memperkuat pengelolaan keuangan dan mempertahankan bisnis mereka.
Cash Flow Coaching Kit: Dukungan ATO untuk UMKM Australia
Cash Flow Coaching Kit adalah alat pembelajaran yang dirancang untuk konsultan pajak dan penasihat bisnis guna membantu UMKM mengelola arus kas. Aplikasi ini menawarkan metode analisis arus kas yang teruji, memberikan panduan langkah demi langkah untuk meningkatkan kesehatan keuangan bisnis.
Metode Analisis yang Digunakan
- Health Check: Evaluasi menyeluruh tentang kondisi bisnis melalui 10 pertanyaan dasar.
- Discover Topics: Modul untuk memahami konsep arus kas dan strategi pengelolaannya.
- Cash Flow Canvas: Visualisasi penggunaan arus kas bisnis.
- Change Levers: Strategi untuk meningkatkan pendapatan dan mengurangi pengeluaran.
- Action Checklist: Langkah-langkah konkret yang harus dilakukan untuk memperbaiki arus kas.
Manfaat bagi UMKM
Cash Flow Coaching Kit membantu UMKM memastikan kewajiban finansial, termasuk pajak, terpenuhi tepat waktu. Selain itu, aplikasi ini memberikan panduan keuangan yang dapat disesuaikan dengan kondisi spesifik UMKM, sehingga pelaku usaha dapat mengambil keputusan yang lebih baik.
Business Development Services: Inisiatif DJP untuk UMKM Indonesia
Di Indonesia, DJP mendukung UMKM melalui program Business Development Services (BDS). Program ini diwajibkan untuk diselenggarakan oleh setiap kantor pajak minimal dua kali setahun.
Baca juga: Moratorium Bea Masuk Barang Digital Resmi Lanjut hingga 2026, Apa Dampaknya ke Indonesia?
Fokus dan Manfaat Program BDS
BDS dirancang untuk meningkatkan daya saing UMKM dan keberlanjutan usaha mereka melalui:
- Sosialisasi: Memberikan informasi dasar tentang manajemen bisnis dan perpajakan.
- Bimbingan Teknis: Pelatihan keterampilan seperti pengelolaan keuangan dan branding digital.
- Studi Banding: Memberikan wawasan dan inspirasi baru kepada pelaku UMKM.
Sebagai contoh, Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Jatinegara menyelenggarakan pelatihan public speaking bagi UMKM untuk meningkatkan kepercayaan diri dalam berkomunikasi dengan konsumen. Program ini juga mencakup materi branding di era digital untuk membantu UMKM bersaing dalam pasar global.
Inisiatif Bersama untuk UMKM yang Lebih Kuat
UMKM di Indonesia dan Australia menghadapi tantangan besar dalam menjaga kelangsungan usaha mereka. Meski demikian, inisiatif dari ATO dan DJP menunjukkan bagaimana pemerintah dapat berperan aktif dalam mendukung UMKM melalui program yang inovatif dan relevan.
Dengan program seperti Cash Flow Coaching Kit dan Business Development Services, UMKM memiliki peluang untuk memperbaiki manajemen keuangan, meningkatkan daya saing, dan berkembang menjadi usaha yang lebih besar. Selain itu, inisiatif ini juga mendorong kepatuhan pajak, yang pada akhirnya berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi nasional di kedua negara.









