Kementerian Keuangan telah mencatat pelaksanaan lelang pada 2023 memberikan kontribusi pada penerimaan negara dan daerah sebesar Rp4,58 triliun. Direktur Lelang DJKN Joko Prihanto menyebutkan penerimaan ini terdiri atas Rp3,06 triliun hasil bersih lelang, penerimaan pajak Rp330 miliar, dan penerimaan negara bukan pajak (PNBP) lelang Rp974 miliar.
Pada sisi lainnya, terdapat penerimaan Rp220 miliar yang dihimpun sebagai pajak daerah dalam Pendapatan Asli Daerah (PAD). Ia mengatakan, hal ini berkontribusi sangat besar dan menjadi rekor dalam 115 tahun.
Joko menyebutkan kontribusi lelang pada penerimaan negara dan daerah mengalami peningkatan yang signifikan dari tahun sebelumnya. Pada 2022, diinformasikan bahwa kontribusi lelang pada penerimaan negara dan daerah senilai Rp2,77 triliun, sedangkan pada 2021 mencapai Rp1,98 triliun.
Baca juga: Apa Itu Lelang Eksekusi Pajak?
Ia pun menjelaskan total nilai transaksi lelang mencapai Rp44,34 triliun. Angka ini telah menjadi rekor tertinggi dalam sejarah penyelenggaran lelang di Indonesia. Kinerja lelang ini didominasi oleh pelaksanaan lelang sukarela termasuk yang diselenggarakan oleh pejabat lelang kelar II mencapai 42%.
Hal ini disusul dari pelaksanaan lelang Pasal 6 UU hak tanggungan, lelang barang rampasan atau sitaan kejaksaan, lelang harta pailit, dan lelang lainnya. Pada 2021, disebutkan total nilai transaksi lelang tercatat senilai Rp35,59 triliun, sedangkan pada 2022 diberikan sebesar Rp35,23 triliun.
Joko juga menjelaskan lelang memiliki peran dan kontribusi dalam mendukung perekonomian nasional. Hal ini tercermin dari peran lelang yang membantu pemulihan keuangan negara dan penegakan hukum melalui lelang barang sitaan, barang rampasan, dan lelang barang milik negara.
Baca juga: Mobil Sitaan Dilelang Kantor Pajak, Penawaran Hingga Rp50 Juta
Menurutnya, lelang berperan dalam membantu penyelesaian nonperforming loan dan mendukung fungsi intermediasi perbankan melalui pencairan agunan dengan penjualan lelang. Dalam pemberdayaan UMKM, stimulus pun diberikan dalam memasarkan produk mereka melalui lelang. Stimulus ini antara lain ialah relaksasi berupa tarif bea lelang hingga 0% dan pembebasan uang jaminan bagi yang berminat mengikuti lelang produk UMKM.
Selama 2020 hingga 2023 terdapat 1.667 UMKM yang memanfaatkan lelang untuk menjual produknya. Lalu, terdapat 17.515 lot barang yang dilelang dan telah laku sebanyak 11.198 lot barang. Pada tahun 2024, target yang ditetapkan untuk lelang memang tidak sebesar pencapaian 2023, karena di tahun 2023 terdapat kenaikan. Lalu, ke depannya ditetapkan target lelang sebesar Rp35 triliun untuk tahun 2024.









