Jelang pergantian tahun, harga bahan pangan di pasar merangkak naik. Banyak masyarakat yang sudah mengeluhkan kenaikan harga pangan, namun hal ini tidak bisa dihindari. Kenaikan harga pangan jelang libur Panjang seperti Idul Fitri dan Hari Raya Natal memang acapkali terjadi mengingat meningkatnya permintaan di pasar. Akan tetapi, seringkali kenaikannya melebihi batas wajar kemampuan masyarakat.
Kenaikan harga bahan pangan menjelang akhir tahun merupakan fenomena kompleks yang dipengaruhi oleh berbagai faktor. Adapun, faktor-faktor yang mempengaruhinya antara lain:
- Musim Tanam dan Produksi Pertanian
Kenaikan harga bahan pangan sering kali terkait dengan kondisi cuaca dan musim tanam yang tidak menentu. Bencana alam seperti kekeringan atau banjir dapat menghancurkan tanaman dan mengurangi hasil pertanian. Jika pasokan turun, sedangkan permintaan tetap tinggi, harga cenderung naik. Faktor ini dapat diperparah oleh perubahan iklim yang semakin tidak terduga.
- Distribusi dan Logistik
Efisiensi sistem distribusi dan logistik memainkan peran penting dalam menentukan ketersediaan bahan pangan di pasar. Jika terjadi gangguan dalam rantai pasokan, seperti masalah transportasi atau infrastruktur yang buruk, harga bahan pangan dapat meningkat, karena biaya distribusi yang lebih tinggi. Kenaikan harga ini dapat menjadi lebih signifikan menjelang akhir tahun, karena meningkatnya permintaan akibat perayaan dan liburan.
- Permintaan Pasar
Permintaan konsumen terhadap bahan pangan juga dapat mempengaruhi harga. Selama musim liburan atau perayaan akhir tahun, permintaan makanan khusus atau produk tertentu biasanya meningkat, yang dapat menyebabkan kenaikan harga. Pedagang dan produsen dapat memanfaatkan peluang ini untuk menaikkan harga bahan pangan yang lebih banyak diminati.
- Fluktuasi Nilai Tukar Rupiah dan Perekonomian Global
Kondisi ekonomi global dan fluktuasi mata uang dapat memiliki dampak signifikan pada harga bahan pangan. Jika nilai tukar mata uang mengalami penurunan, harga impor bahan pangan dapat meningkat, menyebabkan kenaikan harga di pasar lokal. Faktor-faktor ini dapat menjadi lebih kompleks dan tidak terduga menjelang akhir tahun karena berbagai peristiwa ekonomi global dan perubahan kebijakan.
- Spekulasi Pasar
Beberapa kenaikan harga bahan pangan juga dapat disebabkan oleh spekulasi pasar. Pedagang atau investor dapat memanfaatkan situasi pasar yang tidak stabil untuk mendapatkan keuntungan dengan membeli dan menjual bahan pangan. Spekulasi semacam ini dapat memperburuk kenaikan harga, terutama menjelang akhir tahun ketika aktivitas ekonomi dan perdagangan cenderung meningkat.
- Kebijakan Pemerintah
Kebijakan pemerintah, seperti subsidi atau regulasi harga, dapat memainkan peran dalam menstabilkan atau meningkatkan harga bahan pangan. Perubahan kebijakan atau penghapusan subsidi dapat berdampak langsung pada harga yang dikenakan kepada konsumen. Jika pemerintah mengurangi subsidi atau menetapkan regulasi harga yang lebih rendah, hal ini dapat menyebabkan kenaikan harga bahan pangan.
Baca juga: Harga Pangan Merangkak Naik, Inflasi Akhir Tahun Diprediksi Meningkat
Hingga bulan November 2023, komoditas pangan masih menjadi penyumbang inflasi terbesar secara bulanan maupun tahunan. Fenomena seperti ini nampaknya akan terus berlangsung hingga awal tahun depan dan tentunya dapat menurunkan daya beli sebagian masyarakat. Direktur Eksekutif INDEF (Institute for Development of Economics and Finance, Tauhid Ahmad, memprediksi kenaikan harga pangan akan terus berlanjut setidaknya sampai Februari 2024.
Menurut Tauhid, meskipun Indonesia sudah mengimpor 1,7 juta tom beras pada bulan Oktober kemarin, harga beras di pasar belum turun signifikan. Di sisi lain, komoditas pangan lainnya seperi bawang dan cabai sudah mulai terancam panennya karena sudah mulai masuk musim penghujan.
Hal ini akan mempengaruhi produksi hortikultura, karena dengan adanya hujan, maka panen tidak akan maksimal. Hal ini menyebabkan ketersediaan di pasar sedikit yang menyebabkan harga naik. Tauhid khawatir kalau kenaikan harga ini akan terus menggerus daya beli masyarakat, khususnya kelompok menengah-bawah yang pengeluaran terbesarnya adalah untuk kebutuhan pangan.
Badan Pusat Statistik (BPS) telah merilis data inflasi per November 2023 yang menunjukkan angka inflasi bulanan dan tahunan yang masih meningkat. Secara tahunan, indeks inflasi mencapai 2,86% naik dari bulan Oktober 2023 sebesar 2,56%. Sementara itu, angka inflasi bulanan berada pada posisi 0,38%, naik dari bulan Oktober 2023 sebesar 0,17%. Tingkat inflasi bulanan per bulan November 2023 lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya ataupun bulan yang sama pada tahun sebelumnya.
Melihat fenomena seperti ini, pemerintah sebagai regulator sudah seharusya mengambil peran penting. Berbagai upaya perlu dilakukan agar kenaikan harga pangan tidak semakin melambung. Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu menuturkan, saat ini pemerintah masih terus berusaha untuk mengendalikan harga pangan. Salah satunya adalah dengan menambah pasokan beras untuk menjaga harga di pasar.
Baca juga: Harga Pangan Bergejolak, Sri Mulyani Sebut Perlu Dikendalikan
Meskipun demikian, upaya pemerintah rasanya perlu ditingkatkan. Selain menambah pasokan di pasar, perlu adanya cara strategis untuk tetap menjaga kestabilan harga, khususnya di musim penghujan seperti saat ini. Beberapa cara yang dapat dilakukan pemerintah antara lain:
- Menerbitkan Regulasi dan Pengawasan Pasar
Pemerintah dapat mengimplementasikan kebijakan regulasi yang ketat untuk mencegah praktik monopoli, hoarding, dan manipulasi harga oleh pelaku usaha. Pengawasan pasar yang efektif akan membantu mencegah ketidakseimbangan antara penawaran dan permintaan, yang dapat mengakibatkan fluktuasi harga yang tidak stabil.
- Subsidi dan Bantuan Langsung
Pemerintah dapat memberikan subsidi kepada petani untuk mendukung produksi pangan. Subsidi ini dapat meliputi bantuan bibit, pupuk, pestisida, dan teknologi pertanian modern. Selain itu, bantuan langsung kepada petani dalam bentuk insentif finansial juga dapat membantu mereka menghadapi risiko dan mengurangi tekanan ekonomi.
- Pengembangan Infrastruktur Pertanian
Investasi dalam pengembangan infrastruktur pertanian, seperti irigasi, jalan raya, dan penyimpanan dingin, dapat membantu meningkatkan produktivitas dan mengurangi kerugian pasca panen. Infrastruktur yang baik dapat membantu distribusi produk pangan secara efisien, mengurangi pemborosan, dan menjaga kualitas produk.
- Pengembangan Pasar Alternatif
Mendorong pengembangan pasar alternatif, seperti pasar petani, pasar online, atau kerjasama langsung antara petani dan konsumen, dapat membantu mengurangi ketergantungan pada saluran distribusi yang mungkin rentan terhadap manipulasi harga.
- Cadangan Pangan
Pemerintah dapat membangun dan mengelola cadangan pangan untuk digunakan dalam situasi darurat atau periode ketidakstabilan harga. Cadangan pangan dapat berfungsi sebagai alat intervensi untuk menjaga harga tetap dalam kisaran yang dapat diterima.









