Adu gagasan terkait perekonomian digelar pekan lalu oleh Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) dalam tajuk Sarasehan 100 Ekonom: Akselerasi Menuju Ekonomi Indonesia yang Hijau, Inklusif dan Unggul. Dalam forum ini INDEF menghadirkan 3 Capres Pemilu 2024 dan mengadu gagasan dan ide mereka terkait perekonomian yang nyata dan berdampak bagi Masyarakat.
Ketiga calon presiden yakni Anies Baswedan, Prabowo Subianto dan Ganjar Pranowo secara bergantian menyampaikan detail gagasannya di hadapan para ekonom dan dilanjutkan dengan menggalinya melalui sesi tanya jawab. Momen ini menjadi menarik, karena publik dapat menyimak secara langsung paparan dari masing-masing calon presiden yang dapat membuat pemilih menentukan pilihan mereka dalam pemilu Februari mendatang.
Salah satu calon presiden yang menarik perhatian adalah Prabowo Subianto. Prabowo mencoba memaparkan ide dan gagasannya di bidang ekonomi dalam waktu yang cukup singkat. Mantan Danjen Kopassus tersebut setidaknya menggarisbawahi beberapa poin dari pemerintahan Jokowi saat ini yang layak untuk dilanjutkan, seperti infrastruktur, tenaga kerja, dan kesehatan.
Baca juga: Ganjar Pranowo Hadiri Sarasehan 100 Ekonom, Sebut Pentingnya Ekonomi Maritim
Secara umum, Prabowo Subianto memberikan 8 poin gagasan yang dinamakan Asta Cita, gagasan-gagasan tersebut antara lain.
- Memperkuat ideologi Pancasila, Hak Asasi Manusia (HAM) dan demokrasi di masyarakat
- Menguatkan sistem pertahanan keamanan negara dan mendorong kemandirian bangsa melalui swasembada pangan, energi, air, ekonomi syariah, ekonomi digital, ekonomi biru dan ekonomi hijau
- Melanjutkan pengembangan infrastruktur dan meningkatkan lapangan kerja yang berkualitas, mendorong kewirausahaan, mengembangkan industri kreatif serta mengembangkan agromaritim industri di sentra produksi melalui peran koperasi
- Memperkuat pembangunan sumber daya manusia, sains, teknologi, pendidikan, kesehatan, prestasi olahraga, kesetaraan gender serta penguatan peran perempuan, pemuda, dan penyandang disabilitas
- Melanjutkan hilirisasi dan mengembangkan industri berbasis sumber daya alam untuk meningkatkan nilai tambah di dalam negeri
- Mebangun dari desa dan dari bawah untuk pertumbuhan ekonomi, pemerataan ekonomi dan pemberantasan kemiskinan
- Memperkuat reformasi, politik, hukum, dan birokrasi, serta memperkuat pencegahan dan pemberantasan korupsi, narkoba, judi dan penyelundupan
- Menyelaraskan kehidupan yang harmonis dengan lingkungan, alam dan budaya, serta peningkatan toleransi antarumat beragama untuk mencapai masyarakat adil dan makmur
Dari delapan gagasan tersebut, Prabowo fokus kepada program yang dapat dilakukan dengan hasil yang cepat. Beberapa program itu antara lain:
- Memberi akan siang dan susu gratis di sekolah dan pesantren, serta bantuan gizi untuk anak balita dan ibu hamil
- Menggelar pemeriksaan kesehatan gratis, menuntaskan kasus TBC, dan membangun rumah sakit lengkap berkualitas di kabupaten
- Meningkatkan produktivitas lahan pertanian dengan membuat lumbung pangan desa, daerah dan nasional
- Membangun sekolah-sekolah unggul dan terintegrasi di setiap kabupaten, serta memperbaiki sekolah-sekolah yang perlu renovasi
- Melanjutkan dan menambahkan program kartu kesejathteraan sosial dan kartu usaha untuk menghilangkan kemiskinan yang absolut
- Menaikkan gaji ASN (terutama guru, dosen, tenaga kesehatan, dan penyuluh), TNI/POLRI, dan pejabat negara
- Melanjutkan pembangunan infrastruktur desa dan kelurahan, Bantuan Langsung Tunai (BLT), dan menjamin penyediaan rumah murah bersanitasi baik untuk yang membutuhkan, terutama generasi milenial, generasi Z, dan masyarakat berpenghasilan rendah
- Mendirikan Badan Penerimaan Negara serta meningkatkan rasio penerimaan negara terhadap produk domestik bruto (PDB) ke angka 23%.
Baca juga: Proyeksi Pemilu dan Pilkada Terhadap Penerimaan Pajak Indonesia
Dari kedelapan program tersebut, menarik untuk menyoroti pendirian Badan Penerimaan Negara yang dijanjikan Prabowo. Prabowo secara jelas menyatakan berencana untuk mendirikan Badan Penerimaan Negara yang terpisah dari Kementerian Keuangan.
Prabowo memberikan data terkait penerimaan negara denga negara lain di Asia Tenggara seperti Kamboja, Malaysia, Thailand dan Vietnam. Keempat negara itu memiliki government ratio to GDP lebih besar dibandingkan Indonesia. Dengan kata lain, negara-negara tersebut mendapatkan penerimaan negara lebih besar dengan metode pemisahan dari kementerian.
Selain itu, dengan pemisahan DJP dan DJBC dari Kementerian Keuangan dan penggunaan teknologi informasi juga diharapkan dapat meningkatkan penerimaan negara hingga ratusan miliar dolar Amerika Serikat. Gagasan Prabowo ini sebetulnya sudah diusulkan sejak beberapa tahun yang lalu, namun belum terealisasi hingga saat ini.
Selain itu, Prabowo juga beberapa kali menekankan gagasan tentang pengentasan kemiskinan. Poin yang disebutkan adalah pemberian makan siang gratis kepada seluruh anak sekolah di Indonesia. Hal ini akan sangat berkaitan dengan pengentasan stunting dan pembentukan generasi yang cerdas di masa yang akan datang.
Poin lain yang ditekankan oleh Prabowo adalah swasembada pangan, energi dan air. Dengan modal sumber daya yang dimiliki Indonesia, Prabowo menilai tidak perlu lagi impor komoditas sembako seperti beras atau tepung gandum. Prabowo mengusulkan untuk membentuk lumbung pangan di setiap daerah agar Indonesia tidak perlu lagi mengimpor dengan alasan biaya yang lebih mahal.
Prabowo juga menekankan untuk produksi barang lokal lebih baik dibandingkan barang luar negeri. Salah satu contoh yang disampaikan adalah mobil jeep yang dibuat oleh PT Pindad yang sudah dikontrak oleh pemerintah sebagai produsen kendaraan kepada TNI dan Polri. Dengan menguatkan produksi dalam negeri, Prabowo menilai Indonesia tidak akan bergantung dari negara lain jika terjadi gejolak politik seperti perang Rusia-Ukraina.
Gelaran seperti ini memang menjadi ajang yang baik bagi ketiga calon presiden untuk memaparkan gagasannya. Selain menguntungkan untuk capres, ajang seperti ini juga menjadi gambaran bagi Masyarakat untuk menilai calon presiden pilihannya dalam kontestasi Pemilu 2024 mendatang.









