Pernahkah kamu mendengar kata “pajak”? Mungkin terdengar menakutkan, membosankan, atau rumit. Tapi tahukah kamu, pajak sebenarnya memainkan peran yang sangat penting dalam kehidupan kita sehari-hari? Mulai dari jalan yang kita lalui, sekolah yang kita tempati, hingga layanan kesehatan yang kita akses—semuanya tidak lepas dari kontribusi pajak.
Pajak dapat diibaratkan sebagai iuran wajib dari masyarakat kepada negara, yang diatur oleh undang-undang. Dana yang terkumpul digunakan untuk membiayai berbagai kebutuhan publik seperti pembangunan infrastruktur, penyediaan layanan pendidikan dan kesehatan, serta membayar gaji aparatur negara. Meskipun manfaatnya tidak selalu terasa secara langsung, pajak merupakan fondasi penting bagi kesejahteraan bersama. Tanpa pajak, negara akan kesulitan menyediakan layanan dasar yang kita nikmati setiap hari.
Mengapa Generasi Z Penting dalam Masa Depan Pajak?
Di tengah era fiskal yang semakin kompleks, penting bagi masyarakat—khususnya Generasi Z (lahir sekitar akhir 1990-an hingga awal 2010-an)—untuk memiliki pola pikir terbuka terhadap pajak. Generasi ini sering dicap sebagai apatis terhadap kewajiban sosial, termasuk pajak. Namun, pandangan itu tidak sepenuhnya adil dan justru mengabaikan keberagaman dan potensi yang dimiliki generasi ini.
Memiliki pola pikir terbuka atau open-mindedness berarti mampu melampaui stereotip dan memahami bahwa persepsi tentang pajak sangat bervariasi. Generasi Z memiliki peluang besar untuk mengubah pandangan umum tentang pajak: bukan sekadar beban, melainkan kontribusi sosial untuk masa depan yang lebih adil dan berkelanjutan.
Baca juga: Mengenal Fungsi Pajak di Indonesia
Pajak sebagai Investasi Sosial
Dengan memahami bahwa pajak mendanai layanan publik—seperti pendidikan, kesehatan, infrastruktur, hingga jaminan sosial—Generasi Z dapat mengadopsi pandangan bahwa pajak adalah investasi kolektif untuk masa depan bersama. Pola pikir ini penting untuk membentuk kesadaran bahwa partisipasi dalam sistem perpajakan tidak hanya bersifat legal, tetapi juga moral.
Lebih jauh, pemahaman ini memungkinkan Generasi Z untuk menilai secara kritis kebijakan perpajakan dan dampaknya terhadap ketimpangan sosial, pembangunan berkelanjutan, serta keadilan ekonomi.
Kunci Kepatuhan: Akses, Literasi, dan Partisipasi
Kepatuhan pajak bukan hanya soal membayar, tapi juga soal pemahaman dan kesadaran. Generasi Z, yang tumbuh dalam era digital, memiliki keunggulan dalam akses terhadap informasi dan teknologi. Namun, tantangan literasi pajak masih nyata. Untuk itu:
- Pendidikan pajak perlu disesuaikan dengan karakter dan cara belajar Gen Z: interaktif, digital, dan kontekstual.
- Kampanye penyuluhan pajak melalui media sosial dan platform digital perlu diperkuat agar pesan lebih menjangkau dan relevan.
- Partisipasi dalam kebijakan fiskal: Melibatkan Gen Z dalam diskusi publik, forum kebijakan, dan pembuatan kebijakan perpajakan akan memperkuat rasa memiliki dan tanggung jawab.
Lingkungan yang Mendukung Kepatuhan
Selain edukasi, perlu dibangun lingkungan yang mendukung: keluarga, sekolah, kampus, dan komunitas harus menjadi ruang dialog terbuka tentang pajak dan tanggung jawab warga negara. Ketika Gen Z merasa dihargai dan dilibatkan, mereka akan lebih terdorong untuk aktif dan taat pajak.
Baca juga: Panduan Lengkap Cara Mudah Menjadi Relawan Pajak Tahun 2025
Potensi Generasi Z sebagai Agen Perubahan
Dengan keterampilan digital, kreativitas tinggi, dan kepekaan terhadap isu sosial dan lingkungan, Generasi Z punya potensi besar untuk menjadi motor penggerak reformasi pajak di Indonesia. Mereka dapat:
- Mengadvokasi sistem pajak yang lebih adil dan progresif,
- Memperjuangkan transparansi anggaran publik,
- Mendorong penggunaan teknologi untuk akuntabilitas fiskal.
Meningkatnya kesadaran pajak di kalangan generasi muda juga menjadi prasyarat penting menuju Indonesia Emas 2045, visi besar yang menempatkan sumber daya manusia sebagai kekuatan utama pembangunan nasional.
Kesimpulan
Membangun pola pikir terbuka tentang pajak di kalangan Generasi Z adalah langkah strategis dalam mewujudkan kepatuhan pajak yang berkelanjutan. Generasi ini bukan hanya penerus bangsa, tapi juga agen perubahan dalam membangun sistem perpajakan yang adil, transparan, dan modern.
Melalui pendidikan pajak yang relevan, pelibatan aktif dalam kebijakan fiskal, serta pemanfaatan teknologi digital, Generasi Z memiliki potensi besar untuk mendorong transformasi sistem perpajakan Indonesia ke arah yang lebih baik. Pajak bukan sekadar kewajiban, tetapi investasi bersama untuk masa depan bangsa.
Ayo, bersama-sama kita bangun budaya pajak yang kuat. Mulailah dengan memahami, membayar, dan menyebarkan kesadaran akan pajak. Setiap rupiah yang kita bayarkan bukanlah beban, tetapi kontribusi berharga untuk Indonesia yang lebih maju dan berkeadilan.
*) Penulis merupakan penerima beasiswa dari Pajakku. Seluruh isi tulisan ini disusun secara mandiri oleh penulis dan sepenuhnya merupakan opini pribadi. Tulisan ini tidak mencerminkan pandangan resmi Pajakku maupun institusi lain yang terkait.









