Pajak Profesi: Pajak atas Penghasilan Wasit Sepak Bola

Dalam mewujudkan pertandingan olahraga sepak bola yang berlangsung adil dan seimbang, masyarakat perlu menjadi mediatornya. Seperti hakim dalam sidang pengadilan kepada wasit. Wasit memiliki tugas berat dalam pertandingan olahraga. Dialah yang bertanggung jawab dan memastikan pertandingan sepak bola berjalan baik, lancar dan adil.

Wasit juga dapat memutuskan apakah seorang pemain pantas mendapat kartu atau peringatan jika dia melakukan pelanggaran. Untuk itu wasit sering disebut hakim pengadilan. Seorang wasit adalah orang yang memiliki kewenangan untuk mengatur jalannya suatu pertandingan olahraga. 

Dalam bahasa Inggris mereka dikenal sebagai umpire, referee, judges dan linesman. Istilah wasit referee dalam bahasa Inggris berasal dari sepak bola. Lantas, bagaimana perpajakan wasit sepak bola? simak informasinya di sini!

 

Kewenang dan Tugas Wasit

Wewenang dan tugas wasit dijelaskan dalam Bagian 5 Undang-Undang Persaingan adalah sebagai berikut: 

  • Wewenang Wasit

    1. Menangguhkan atau menghentikan permainan karena pelanggaran hukum atas kebijakannya sendiri
    2. Skorsing, penundaan atau skorsing pertandingan karena campur tangan pihak luar
    3. Menghentikan permainan jika pemain cedera parah dan dikeluarkan dari lapangan pemain yang cedera dapat kembali ke lapangan hanya setelah pertandingan dimulai
    4. Jika terdapat pemain yang mengalami cedera ringan, maka wasit membiarkan permainan dilanjutkan sampai bola keluar dari permainan
    5. Mengambil tindakan disipliner terhadap pemain yang dihukum, karena pelanggaran yang telah diberi peringatan dan penyerahan. Dia tidak berkewajiban untuk segera melakukan tindakan ini, tetapi harus melakukannya pada saat bola keluar dari permainan berikutnya
    6. Mengambil tindakan terhadap Ofisial Tim yang tidak bertindak secara bertanggung jawab dan mengeluarkan mereka dari lapangan dan sekitarnya atas kebijakannya sendiri. 
  • Tugas Wasit

    1. Menegakkan hukum selama pertandingan 
    2. Berkolaborasi dengan Asisten Wasit dan Ofisial Keempat (jika ada) untuk memimpin pertandingan
    3. Memastikan setiap bola yang digunakan memenuhi persyaratan hukum 
    4. Memastikan peralatan pemain memenuhi persyaratan hukum 
    5. Merekam permainan sebagai pencatat waktu
    6. Memastikan semua pemain dengan luka berdarah meninggalkan lapangan. Pemain bisa kembali mendapat sinyal dari wasit yang harus puas bahwa pendarahan sudah berhenti
    7. Jika seorang pemain melakukan beberapa pelanggaran pada saat yang sama, sanksi pelanggaran yang lebih serius
    8. Bertindak atas saran asisten wasit sehubungan dengan insiden yang tidak disaksikan oleh asisten wasit
    9. Mencegah orang yang tidak berwenang memasuki stadion
    10. Menunjukkan dimulainya kembali permainan setelah dihentikan
    11. Untuk memberikan laporan pertandingan kepada otoritas terkait yang berisi informasi tentang pemain, official tim, pergantian pemain, dan insiden lain yang terjadi sebelum, selama, dan setelah pertandingan.  

Menurut Peraturan 9 Permainan (Bola Masuk dan Keluar Permainan), jika bola mengenai wasit (atau asisten) selama pertandingan, permainan tidak dihentikan. Namun, pihak berwenang diharapkan untuk memposisikan diri sedemikian rupa sehingga hal ini tidak mungkin terjadi. 

Baca juga: Pajak Profesi: Pajak Notaris, Cek Tarif dan Aturan Terbarunya!

 

Jenis-Jenis Wasit

Dalam sepak bola, wasit adalah pengatur pertandingan di lapangan. Ia memiliki hak penuh dalam pertandingan atas semua pemain, pelatih, dan ofisial. Ada empat wasit dalam pertandingan sepak bola yakni sebagai berikut: 

  • Wasit Utama 

Setiap pertandingan sepak bola diawasi oleh seorang wasit yang memiliki kewenangan penuh untuk menegakkan Hukum Permainan untuk pertandingan tersebut. Keputusan dibuat atas kebijaksanaan wasit sesuai dengan aturan permainan dan didukung oleh pendapat asisten wasit. 

Tugas wasit utama: 

    1. Mampu menegakkan peraturan
    2. Mengontrol pertandingan diikuti kerjasama dengan dua hakim garis dan para ofisial kedua tim
    3. Memastikan bola yang digunakan selama pertandingan telah sesuai dengan peraturan
    4. Memastikan perlengkapan pemain telah sesuai dengan peraturan. 
    5. Mempunyai hak untuk menggantungkan, menghentikan, atau meninggalkan jalannya pertandingan jika terdapat campur tangan oknum lain 
    6. Menjaga waktu dan catatan pertandingan
    7. Menindaklanjuti pemain yang bersalah dengan disiplin.
  • Asisten Wasit atau Hakim Garis 

Asisten wasit terdiri dari dua orang yang memberi isyarat kepada wasit. Asisten wasit juga membantu wasit dalam mengawasi atau mengamati permainan sesuai dengan Peraturan Permainan. 

Dalam beberapa kasus, seorang asisten wasit dapat memasuki lapangan permainan untuk mengontrol jarak 9,15 meter. Jika terjadi gangguan yang tidak pantas atau pelanggaran, wasit akan melakukan tugas asisten wasit dan melaporkan kepada otoritas terkait. 

Tugas asisten wasit sepakbola: 

    1. Melakukan pengamatan bola yang telah keluar dari lapangan meliputi juga tim yang berhak mendapat tendangan bebas
    2. Memberikan isyarat saat terjadi offside 
    3. Membantu wasit utama dalam memutuskan pelanggaran yang diperoleh dalam pengawasannya secara objektif.
  • Wasit Cadangan 

Selain wasit utama dan wasit pembantu (linesman), pertandingan juga memiliki wasit pembantu atau wasit keempat (fourth referee). Kehadirannya membantu saat wasit atau asisten wasit berhalangan. 

Tugas wasit cadangan dalam sepakbola: 

    1. Mengurus ketika adanya pergantian pemain 
    2. Memberikan isyarat atau tanda pada wasit apabila  pertandingan sudah selesai
    3. Mengatur offisial dalam pemain pengganti
    4. Menggantikan wasit atau hakim garis jika terdapat yang berhalangan. 

Baca juga: Pajak Profesi: Pajak Penghasilan Pemadam Kebakaran

 

Gaji Wasit

Dalam pertandingan sepak bola, terdapat seorang wasit di dalam lapangan dan seorang asisten wasit di luar lapangan. Saat ini, wasit dibayar sekitar 10 juta rupiah per pertandingan. Sedangkan, asisten wasit tambahan dan asisten wasit mendapat 5 juta rupiah. 

 

Aspek Perpajakan Wasit

Seperti wajib pajak pada umumnya, arbiter juga dikenakan PPh Pasal 21 (PPh 21). Berdasarkan UU Harmonisasi Perpajakan Nomor 7 Tahun 2021, ketentuan tarif PPh Pasal 21 adalah sebagai berikut: 

  1. PKP mulai dari Rp0 sampai Rp60.000.000 akan dikenai tarif sebesar 5% 
  2. PKP mulai dari Rp60.000.000 sampai Rp250.000.000 akan dikenai tarif sebesar 15% 
  3. PKP mulai dari Rp250.000.000 sampai Rp500.000.000 akan dikenai tarif sebesar 25% 
  4. PKP mulai dari Rp500.000.000 sampai Rp5.000.000.000 akan dikenai tarif sebesar 30% 
  5. PKP lebih dari Rp5.000.000.000 akan dikenai tarif sebesar 35%. 

Tarif pajak yang telah dipaparkan di atas digunakan setelah Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) dikurangi dari penghasilan bersih dalam satu tahun 

Besaran penghasilan tidak kena pajak (PTKP) yang berlaku bagi wasit sama dengan wajib pajak pada umumnya yakni sebagai berikut: 

  1. Bagi diri wajib pajak orang pribadi (WPOP) dikenakan Rp 54.000.000 
  2. Tambahan bagi wajib pajak yang telah kawin sebesar Rp 4.500.000 
  3. Bagi istri yang memiliki penghasilan digabung dengan penghasilan yang dimiliki suami sebesar Rp 54.000.000 
  4. Tambahan bagi setiap anggota keluarga dalam garis keturunan lurus dan sedarah maupun anak angkat yang menjadi tanggungan sepenuhnya maksimal tiga orang untuk setiap keluarga sebesar Rp 4.500.000. 

 

Cara Hitung Pajak Profesi Wasit

Dono merupakan seorang yang bekerja sebagai wasit sepakbola, Pada tanggal 01, 15,  dan 30 Oktober 2022 , Dono memimpin suatu pertandingan sepak bola sehingga ia memperoleh honorarium masing-masing sebesar 10 juta rupiah, 15 juta rupiah, dan 10 juta rupiah, maka total honorarium yg diterima Dono pada bulan Oktober 2022 sebesar 35 juta rupiah, berapa PPh Pasal 21 atas honorarium yang harus dibayar Dono? 

Perhitungan PPhnya adalah:

Tanggal 1 (10 Juta rupiah) 

DPP = 50% x Rp10 Juta = Rp5 Juta 

PPh =5% x Rp5 Juta = Rp250.0000 

 

Tanggal 15 (15 Juta rupiah) 

DPP = 50% x Rp15 Juta = Rp7,5 Juta 

Kumulatif DPP = Rp5 Juta + Rp7,5 Juta = Rp12,5 Juta 

PPh terutang kumulatif = 5% x Rp12,5 juta = Rp625.000 

PPh sudah dipotong =Rp 250.000

PPh dipotong tanggal 15 = Rp375.000 

 

Tanggal 30 (10 Juta rupiah) 

DPP = 50% x Rp10 Juta = Rp5 Juta 

Kumulatif DPP = Rp5 juta +Rp7,5 Juta + Rp5 Juta = Rp17,5 juta 

PPh kumulatif = 5% x Rp17,5 Juta = Rp875.000 

PPh sudah dipotong sebelumnya = Rp625.000 

PPh dipotong tanggal 30 = Rp250.000 

Jadi, total PPh yang dipotong = Rp875.000