Sistem perdagangan internasional umumnya membutuhkan kesepakatan alat pembayaran yang dapat diberlakukan secara internasional, salah satunya adalah devisa. Oleh sebab itu setiap negara yang melakukan perdagangan internaisonal hamper pasti memiliki devisa.
Definisi Devisa
Menurut Undang-Undang Nomor 24 Tahun 1999 tentang Lalu Lintas Devisa dan Sistem Nilai Tukar, devisa adalah salah satu alat dan sumber pembiayaan bagi bangsa dan negara. Sementara menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) devisa diartikan sebagai alat pembayaran luar negeri yang dapat ditukarkan dengan uang luar negeri.
Cadangan devisa merupakan simpanan simpanan bank sentral dan otoritas moneter. Bank Indonesia sebagai bank sentral memiliki kewenangan untuk mencatat dan menyimpan devisa negara.
Cadangan Devisa Indonesia Hingga Juni 2024
Bank Indonesia sebagai bank sentral telah mencatat posisi Cadangan devisa Indonesia pada Juni 2024. Cadangan devisa yang berhasil didata oleh BI mencapai USD140,2 miliar. Menurut Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia Erwin Haryono menyebutkan posisi cadangan devisa tersebut menunjukkan peningkatan dibandingkan dnegan bulan sebelumnya yang sebesar USD139 miliar.
Menurut Erwin, peningkatan posisi cadangan devisa bulan Juni 2024 dipengaruhi oleh penerimaan pajak dan jasa, dan penarikan pinjaman luar negeri pemerintah. Kenaikan cadangan devisa ini memberikan sinyal positif di tengah kebutuhan stabilisasi nilai tukar rupiah yang sejlaan dengan ketidakpastian pasar keuangan global. Posisi cadangan devisa saat ini setara dengan pembiayaan 6,3 bulan impor atau 6,1 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah. Posisi tersebut juga berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.
Dampak Positif Kenaikan Cadangan Devisa
BI menilai cadangan devisa saat ini dapat mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan. Prospek ekspor yang tetap berada pada posisi positif serta neraca transaksi modal dan finansial yang diperkirakan tetap surplus, sejalan dengan persepsi positif investor akan prospek perekonomian nasional dan imbal hasil investasi yang menarik dinilai akan mendukung ketahanan eksternal.
Erwin menambahkan, pihaknya juga akan terus memperkuat sinergi dengan pemerintah dalam memperkuat ketahanan eksternal sehingga dapat menjaga stabilitas perekonomian demi mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Baca juga: Perkuat Devisa Nasional, Pajak 0% untuk DHE SDA Segera Diteken
Faktor Lain Kenaikan Cadangan Devisa
Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede dalam kesempatan sebelumnya mengatakan sejumlah faktor dapat memengaruhi perkembangan cadangan devisa pada bulan Juni 2024, seperti aliran modal asing yang keluar dari pasar keuangan domestik dengan net sell tercatat senilai USD91,7 juta meskipun kepemilikan investor asing pada Surat Berharga Negara (SBN) naik sekitar USD117,4 juta. Sementara kepemilikan investor asing pada Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) hingga 27 Juni menurun sekitar USD1,77 miliar.
Faktor lain yang juga memengaruhi cadangan devisa selain aliran modal ke pasar domestik adalah berkaitan dengan penerbitan surat berharga oleh pemerintah yang mana pemerintah telah menerbitkan sukuk global sebesar USD2,35 miliar pada Juni lalu.
Pembayaran utang luar negeri pemerintah demi kebutuhan stabilisasi nilai tukar rupiah juga turut membantu menaikkan cadangan devisa negara. Hal ini dilakukan mengingat rata-rata nilai tukar rupiah sepanjang Juni melemah 1,7% month to month dibandingkan dengan rata-rata nilai tukar rupiah pada Mei 2024.
Indikator Perekonomian Amerika Serikat
Josua menambahkan, jika melihat indikator perekonomian Amerika Serikat saat ini, sebagian besar menunjukkan perekonomian negara adidaya tersebut sudah dalam tren yang melemah, di mana data pasar tenaga kerja melonggar dan sektor riil khususnya sektor jasa telah menunjukkan kontraksi. Kondisi tersebut dapat meningkatkan probabilitas pemotongan suku bunga The Fed pada semester II/2024 yang berimplikasi terhadap potensi stabilnya rupiah pada kisaran Rp15.900 hingga RpRp16.200 per dolar AS jika pemangkasan suku bunga kebijakan The Fed benar-benar dilakukan.









