Forum G-20: Apa Itu G-20, Finance Track, dan Sherpa Track?

Pada tahun ini, Indonesia telah memegang Presidensi G-20 dengan tema Recover Together, Recover Stronger, rangkaian pertemuan G-20 ini sudah berlangsung sejak awal Desember 2021. Apakah itu G-20 dan apa saja pembahasan di dalamnya? Mari kita cari tahu.

Apa Itu Presidensi G-20?

G-20 adalah forum kerja sama multilateral yang terdiri dari Uni Eropa (EU) dan 19 negara utama. G-20 ini merepresentasikan lebih dari 60% populasi bumi, 80% PDB dunia, dan 75% perdagangan global. Anggota G-20 sendiri terdiri dari Amerika Serikat, Afrika Selatan, Argentina, Arab Saudi, Australia, India, Brasil, Inggris, Indonesia, Italia, Jepang, Jerman, Meksiko, Kanada, Republik Korea, Perancis, Rusia, Tiongkok, Uni Eropa, dan Turki.

Dikutip dari laman resmi Bank Indonesia, G-20 awalnya merupakan pertemuan menteri keuangan dan gubernur bank sentral. Sejak tahun 2008, G-20 turut menghadirkan kepala negara dalam konferensi tingkat tinggi (KTT). Selanjutnya, pada tahun 2010 dibentuk pula pembahasan di sektor pembangunan.

Sejarah Pendirian G-20

Sejak dibentuk pada tahun 1999 atas inisiasi anggota G7, G-20 bersama negara maju dan negara berkembang mengatasi krisis, utamanya yang melanda pada Rusia, Asia, dan Amerika Latin. Adapun, tujuan G-20 ialah mewujudkan pertumbuhan global yang kuat, seimbang, berkelanjutan, dan inklusif.

G-20 awalnya merupakan pertemuan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral. Namun sejak 2008, G-20 telah menghadirkan Kepala Negara dalam KTT dan pada 2010 dibentuk pula pembahasan pada sektor pembangunan. Sejak saat itulah G20 terdiri atas jalur keuangan atau finance track dan jalur sherpa atau sherpa track. Sherpa sendiri diambil dari istilah untuk pemandu di Nepal yang menggambarkan bagaimana para Sherpa G-20 membuka jalan menuju KTT (Summit).

Jenis Pertemuan G-20

  1. Konferensi Tingkat Tinggi (KTT)/ Summit

Ialah klimaks dari proses pertemuan G-20 yaitu rapat tingkat kepala negara atau pemerintahan.

  1. Pertemuan Tingkat Menteri dan Deputi/ Ministerial and Deputies Meetings

Kegiatan ini diadakan pada masing-masing area fokus utama forum. Pada Finance Track, Ministerial meetings dihadiri oleh Menteri Keuangan dan gubernur bank sentral yang disebut Finance Ministers and Central Bank Governos Meetings (FMCBG). Sementara itu, pertemuan para deputi disebut dengan Finance and Central Bank Deputies Meetings (FCBD).

  1. Kelompok Kerja/ Working Groups

Beranggotakan oleh para ahli dari negara G-20, Working Groups telah menangani isu-isu spesifik yang terkait dengan agenda G-20 yang lebih luas dan kemudian dimasukkan ke dalam segmen kementerian dan akhirnya menjadi KTT.

Peran Nyata G-20

  1. Penindakan Krisis Keuangan Global 2008

Salah satu kesuksesan G-20 terbesar ialah dukungannya dalam mengatasi krisis keuangan global 2008. G-20 pun turut mengubah wajah tata kelola keuangan global dengan memberikan paket stimulus fiskal dan moneter yang terkoordinasi dalam skala yang sangat besar. G-20 pun juga mendorong untuk peningkatan kapasitas pinjaman IMF serta berbagai development banks utama. G-20 dianggap telah membantu dunia untuk kembali ke jalur pertumbuhan serta mendorong beberapa reformasi penting di bidang finansial.

  1. Kebijakan Pajak

G-20 telah memacu OECD untuk mendorong pertukaran informasi berkaitan dengan pajak. Pada tahun 2012, G-20 menghasilkan cikal bakal Base Erosion and Profit Shifting (BEPS) keluaran OECD yang kemudian akan difinalisasi pada tahun 2015. Diinformasikan melalui BEPS, saat ini telah terdapat 139 negara dan yurisdiksi yang bekerja sama dalam mengakhiri penghindaran dari pajak.

  1. Kontribusi dalam penanganan pandemi Covid-19

Inisiatif G-20 dalam penanganan pandemi telah mencakup penangguhan pembayaran utang luar negeri untuk negara berpenghasilan rendah; pengurangan bea untuk vaksin, hand sanitizer, alat medis, disinfektan, dan obat-obatan; injeksi penanganan Covid-19 sebanyak >5 triliun USD (Riyadh Declaration).

  1. Isu lainnya

Selain hal di atas, G-20 telah berperan dalam isu internasional lainnya termasuk dalam perdagangan, pembangunan, dan iklim. Pada tahun 2016, diterapkan dalam prinsip-prinsip kolektif terkait investasi internasional. G-20 juga mendukung gerakan politis yang berujung pada The 2030 Agenda for Sustainable Development dan Paris Agreement on Climate Change di tahun 2015.

Negara yang tergabung dalam anggota G-20 pun membahas beragam isu yang terbagi menjadi dua jalur, yaitu jalur keuangan (finance track) dan jalur sherpa (sherpa track). Ini dia penjelasannya.

Finance Track

Finance track adalah jalur yang secara khusus membahas sejumlah agenda yang berhubungan dengan ekonomi dan keuangan. Pembahasan isu pada finance track akan dihadiri oleh para menteri keuangan dan gubernur bank sentral G-20 yang selanjutnya akan dibahas pada KTT.

Fokus isu yang dibahas pada jalur ini ialah ekonomi dan keuangan, seperti kebijakan fiskal dan moneter, perekonomian global, sektor keuangan, investasi infrastruktur, inklusi keuangan, serta perpajakan internasional.

Pembahasan isu yang dibahas dalam finance track dilakukan oleh menteri keuangan dan gubernur bank sentral tiap negara. Isu-isu tersebut pun akan dibahas terlebih dahulu dalam pertemuan working group (WG) sebelum akhirnya dibawa ke dalam KTT atau summit.

WG dalam finance track telah disusun setidaknya menjadi 5 kelompok kerja terpisah, antara lain international financial architecture (IFA), framework working group (FWG), infrastructure working group (IWG), joint finance and health task force (JFHTF), sustainable finance working group (SFWG).

Pembahasan isu melalui pertemuan finance track ini diharapkan dapat memberikan rekomendasi untuk kebijakan ekonomi dan keuangan global yang dituangkan dalam Ministerial Communique atau Statement & Plan of Action.

Berdasarkan laman dalam Bank Indonesia, finance track telah memprioritaskan 6 isu. Pertama, exit policy untuk pemulihan ekonomi global pasca pandemi. Kedua, sistem pembayaran di era digital. Ketiga, cara mengatasi dampak berkepanjangan atau scarring effect. Keempat, inklusi keuangan. Kelima, keuangan berkelanjutan. Keenam, sistem perpajakan international. Biasanya terkait dengan implementasi framework bersama OECD/G-20 berkaitan dengan strategi untuk mengatasi base erosion and profit shifting (BEPS).

Sherpa Track

Sherpa track adalah jalur yang membahas terkait isu-isu ekonomi non-keuangan serta mempersiapkan berbagai konsep outcome dokumen yang akan dibahas pada KTT. Penamaan Sherpa sendiri terinspirasi dari nama salah satu suku di Nepal.

Berdasarkan laman Bank Indonesia, Suku Sherpa ini dikenal sebagai pemandu para pendaki di Gunung Himalaya. Pengambilan nama suku Sherpa ini menggambarkan cara para Sherpa G-20 dalam membuka jalan menuju KTT atau summit yang akan dihadiri para kepala negara.

Fokus isu yang dibahas pada jalur ini lebih luas daripada finance track. Isu tersebut ialah antikorupsi, pembangunan, perdagangan, pariwisata, energi, perubahan iklim, kesehatan, kesetaraan gender, dan isu lainnya yang akan diangkat.

Pembahasan isu-isu tersebut telah dilakukan oleh kementerian pada tingkat menteri masing-masing anggota. Dikutip informasi dari laman resmi G-20, sherpa track akan mempertemukan 1 initiative group, 11 WG, dan 10 engagement group (EG) untuk membahas dan memberikan rekomendasi agenda dan prioritas G20.

Seperti halnya pada finance track, WG sherpa track akan membahas isu spesifik yang diangkat untuk kemudian dibahas melalui segmen kementerian dan akhirnya KTT. Pembahasan isu melalui pertemuan sherpa track ini diharapkan menghasilkan political declaration tingkat menteri, plan of action, dan rekomendasi kebijakan.