Kinerja penerimaan pajak tumbuh melesat mencapai 51,49 persen pada April 2022. Harga komoditas yang meningkat dan basis kinerja yang rendah pada tahun lalu membuat kinerja tersebut tumbuh tinggi selaras dengan pemulihan ekonomi.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menjelaskan bahwa penerimaan pajak per Januari-April 2022 senilai Rp567,69 triliun tumbuh hingga 51,49 persen secara tahunan. Kinerja tersebut pun membuat penerimaan pajak telah mencapai 44,8 persen target APBN tahun ini.
Diinformasikan pula, pemerintah telah meraup pajak penghasilan (PPh) non migas hingga Rp342,48 triliun, pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM) dan pajak pertambahan nilai (PPN) sebesar Rp192,12 triliun, serta PPh migas Rp30,6 triliun. Perolehan pajak bumi dan bangunan (PBB) dan pajak lainnya mencapai Rp2,43 triliun.
Sri Mulyani pun telah menyebutkan bahwa secara bulanan telah terjadi pertumbuhan penerimaan yang pesat secara bulanan. Pada April 2022, penerimaan pajak telah mencapai Rp245,2 triliun, sedangkan pada Maret 2022 mencapai angka Rp123 triliun.
Kenaikan ini pun terjadi karena terdapat setoran PPh badan tahunan yang sejalan dengan batas waktu penyampaian surat pemberitahuan (SPT) tahunan. Kemudian, naiknya aktivitas ekonomi saat Ramadhan dan lebaran serta pembayaran THR turut memengaruhi pajak.
Sementara itu, secara keseluruhan, Sri Mulyani menyebutkan bahwa peningkatan harga komoditas sangat memengaruhi perolehan pajak dalam waktu empat bulan pertama. Faktor ini semakin memperbesar efek dari kenaikan permintaan di dalam negeri.
Dalam konferensi pers APBN KiTa, Sri Mulyani mengatakan penerimaan pajak meningkat sebagian karena faktor tingginya harga komoditas, sebagian karena pemulihan ekonomi, permintaan dalam negeri, dan pertumbuhan ekonomi ekspansif yang semakin membaik. Ia pun menjelaskan bahwa rendahnya basis penerimaan pajak pada April 2021 membuat pertumbuhan yang terjadi di tahun ini sangat pesat. Pertumbuhan ini terjadi di berbagai jenis pajak dan sektor.
PPh Badan pun sebagai kontributor terbesar penerimaan pajak, kini mencapai 29,3 persen, angka ini telah berhasil mencatatkan pertumbuhan kinerja 105,3 persen. Jumlahnya semakin jauh meningkat dari April 2021 yang sebelumnya hanya tumbuh hingga 0,5 persen atau yang menurut Sri Mulyani hampir mencapai nol.









