Pajak yang telah dipungut digunakan demi membiayai semua kepentingan layanan umum seperti membiayai pembangunan pada sektor ekonomi, hukum, keamanan, kesehatan, sosial. Dengan begitu kesempatan kerja dapat terbuka dan meningkatkan pendapatan yang dibutuhkan masyarakat. Selain itu, pajak juga dapat digunakan pemerintah untuk menjalankan kebijakan stabilitas harga, sehingga inflasi dapat terkendali. Hal yang perlu dilakukan seperti mengatur jalan peredaran uang di masyarakat, pemungutan pajak, penggunaan pajak yang efektif dan efisien.
Peran pajak begitu besar bagi perkembangan negara sehingga diperlukan partisipasi warga negara itu sendiri dan pemerintah dengan mematuhi peraturan yang berlaku dan membayar pajak sesuai anggarannya secara jujur. Seluruh pengahasilan yang telah diperoleh serta aktivitas ekonomi yang sedang terjadi pun tidak akan mungkin terjadi begitu saha tanpa adanya peran warga dan negara yang saling membantu dengan patuh membayar pajak.
Menurut Vanessa S. Williamson, pada bukunya yang berjudul ‘Why Americans Are Proud to Pay Taxes’, melekat pada cara berpikir orang Amerika Serikat (AS). Penduduk AS digambarkan sebagai orang-orang yang malu jika menjadi free rider dalam berbangsa. Sebagai sedikit informasi Free rider adalah pihak atau seseorang tertentu yang mendapat keuntungan dari barang publik namun tidak mau berkontribusi terhadap biaya penyediaannya.
Walaupun demikian, penulis buku terbitan Priceton University tersebut mengakui bahwa tidak semua penduduk AS benar-benar menyukai atau senang untuk membayar pajak. Adapun masyarakat golongan atas yang tidak menyukai pajak penghasilan, atau masyarakat golongan rendah tidak yang tidak senang dengan pajak konsumsi bahkan perokok sekalipun tidak menyukai biaya cukai pada rokok. Berdasarkan survei yang dilakukan Williamson, rasa ketidaksukaan tersebut tidak menghentikan atau mejadi dinding bagi penduduk AS dari membayar pajak. Hal pertama yang paling dibenci penduduk AS adalah adanya kemungkinan wajib pajak lainnya yang tidak memenuhi kewajiban pajak. Mereka bahkan tidak mempermasalahkan besar biaya pada pajak yang mereka bayar.
Hal kedua yang paling tidak mereka sukai adalah pemerintah membelanjakan hal-hal yang tidak diperlukan pada layanan masyarakat seperti dibelanjakan dengan tidak tepat sasaran dengan menggunakan biaya pajak yang telah dipungut. Williamson mengutarakan mayoritas orang AS tidak menyukai adanya subsidi yang berlebihan terhadap penduduk berpenghasilan rendah seperti pada kelompok warga tertentu sering terjadi melakukan penolakan anggaran sedemikian besar yang ditujukan pada kaum minoritas yang dianggap sedikit membayar pajak.
Penduduk Amerika Serikat sadar bahwa anggran pemerintah merupakan hasil pajak yang mereka bayar. Dengan begitu pemerintah dituntut warga untuk lebih memprioritaskan belanja yang dapat memberikan manfaat bagi pembayar pajak. Dengan kata lain, mereka ‘posesif’ dengan pajak yang telah mereka setor kepada pemerintah. Tak bisa dimungkiri, masyarakat majemuk yang memiliki berbagai ras, komunitas, dan kepercayaan ini menginginkan agar program pemerintah berpihak pada penduduk AS.
Negara yang dikenal menjunjung tinggi kebebasan berpendapat tersebut mudah mendapatkan berbagai kritik dari berbagai lapisan warganya yang merasa kontribusi pajaknya disalahgunakan. Penyalahgunaan uang pada pembayaran pajak tersebut tidak sekedar dinilai dari segi moral saja, namun dari segi pilihan kebijakan yang telah ditelaah dari diskursus keilmuan dan kecenderungan politik. Pemerintah AS sampai berupaya sebagai bentuk peduli dengan pemenuhan hak-hak warga dengan meningkatkan kotribusi wanita dalam pembayaran pajak sebagai justifikasi hak dan kewajiban warga.
Pada aktivitas-aktivitas yang telah dilakukan warga AS, dapat dilihat bahwa suara mereka merupakan bentuk rasa peduli terhadap negara dengan membayar pajak. Mereka sadar dan peduli dengan perkembangan negara mereka dan bangga membayar pajak. Semoga rasa bangga dalam membayar pajak juga dapat timbul di dalam warga Indonesia dengan begitu Indonesia dapat lebih maju kepada tingkat yang lebih baik dan sejahtera.









