Sejak awal tahun 2020, cadangan devisa RI tercatat naik turun. Data tersebut didapatkan dari data Bank Indonesia. Sekilas informasi pada naik turunnya cadangan devisa dapat dilihat pada angka cadangan devisa Indonesia periode Agustus 2020, tercatat terjadi peningkatan yang mencapai US$ 137 miliar dibandingkan dengan angka pada periode Juli 2020 yang sebesar US$ 135, 1 miliar.
Lalu, pada data yang dimiliki Bank Indonesia atau BI tercatat cadangan devisa Januari 2020 sebanyak US$ 131, 7 miliar, sedangkan pada periode Desember 2019 tercatat sebanyak US$ 129, 2 miliar. Penyebab terjadinya peningkatan tersebut diantaranya adanya penerbitan global bond pemerintah, penerimaan devisa minyak bumi dan gas atau migas, serta adanya penerimaan valas lainnya. Setelah itu, pada periode Februari 2020, cadangan devisa tercatat terjadi penurunan senilai US$ 130, 4 miliar. Bank Indonesia mengatakan bahwa penyebab penurunan tersebut terjadi dikarenakan pembayaran utang luar negeri pemerintah.
Pada bulan Maret 2020, angka cadangan devisa terjun bebas ke posisi US$ 121 miliar. Penurunan terjadi disebabkan oleh pembayaran utang luar negeri pemerintah dan adanya stabilisasi nilai tukar rupiah. Faktanya, pada periode Maret 2020 pemerintah mengambil langkah luar biasa akibat kondisi tidak pasti yang disebabkan oleh pandemi COVID-19 pada pasar keuangan global. Oleh karena itu, hal tersebut juga menyebabkan merosotnya cadangan devisa negara.
Lalu dilanjutkan pada periode April 2020, cadangan devisa negara mulai terlihat adanya peningkatan yang mencapai angka US$ 127, 9 miliar. Peningkatan yang terjadi disebabkan oleh adanya penerbitan global bond yang dilakukan oleh pemerintah. Pada periode Mei 2020, cadangan devisa terlihat adanya peningkatan lagi yang mencapai nilai US$ 130, 5 miliar. Kenaikan tersebut disebabkan oleh adanya penarikan utang luar negeri pemerintah dan penempatan valass perbankan pada bank sentral. Selanjutnya, pada periode Juni 2020 cadangan devisa kembali mencapai angka US$ 131, 7 miliar. Peniingkatan terjadi disebabkan oleh pemerintah menerbitkan sukuk global.
Pada periode Juli 2020, cadangan devisa tercatat mengalami kenaikan lagi dengan angka sebanyak US$ 135, 1 miliar. Kenaikan yang terjadi disebabkan oleh penerbitan global bond serta penarikan pada pinjaman pemerintah. Kenaikan pada cadangan devisa terus terjadi hingga pada periode Agustus 2020 yang kenaikannya tercatat sebesar US$ 137 miliar. Peningkatan yang terjadi tersebut disebabkan oleh adanya penarikan dari pinjaman luar negeri yang dilakukan pemerintah, dan adanya penerimaan pajak serta devisa minyak bumi dan gas atau migas. Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia, Onny Widjanarko berkata bahwa peningkatan angka ini begitu besar dibandingkan dengan periode sebelumnya pada Juli 2020 dengan angka senilai US$ 135, 1 miliar. Onny Widjanarko juga mengatakan, bahwa pada posisi cadangan devisa ini, setara dengan pembiayaan 9, 4 bulan imppor atau 9, 0 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah. Posisi juga berada di atas standar kecukupan internasional yang kira-kira mencapai tiga bulan impor. Dikatakan Bank Indonesia kini mampu mendukung ketahanan sector eksternal serta menjaga stabilitas makro ekonomi dan sistem keuangan negara.









